Senin, 07 Januari 2019

Seluruh Desa di Gunungkidul Punya "Website" yang Terintegrasi ke SID

Seluruh Desa di Gunungkidul Punya "Website" yang Terintegrasi ke SID



 Seluruh desa di Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta, sudah memiliki website desa yang terintegrasi ke Sistem Informasi Desa (SID). SID terintegrasi dengan Sistem Informasi Kabupaten (SIK).
Integrasi ini diharapkan bisa menyajikan data valid tentang desa yang berasal dari masyarakat. Integrasi SID dengan SIK ini hari ini resmi diluncurkan pada Selasa (25/4/2017).  

Pemerintah Kabupaten Gunungkidul memberi nama SID dengan “Sida Samekt noa” yang artinya Sarana Mewujudkan Desa Aktif dan Sejahtera, sedangkan untuk SIK diberi nama “Gumbregah” dengan arti Guna Mewujudkan Masyarakat Gunungkidul Sejahtera.
Saat ini, semua desa yang berjumlah 144 desa memiliki domain desa yaitu "nama desa-kecamatan.desa.id". Misalnya, masyarakat ingin melihat perkembangan Desa Wonosari, bisa menulis wonosari-wonosari.desa.id.

Bupati Gunungkidul Badingah menyampaikan, dari data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2015 angka kemiskinan Gunungkidul masih tergolong tinggi, yakni 21,7 persen. Angka ini berbeda dengan kondisi riil di masyarakat dengan terus meningkatnya kunjungan wisata ke Bumi Handayani ini.
“Lima tahun terakhir, kunjungan wisatawan meningkat cukup masif apakah tidak berpengaruh terhadap angka kemiskinan?” ulasnya di Bangsal Sewokoprojo, Wonosari, Gunungkidul.
Untuk itu, dengan peluncuran SID dan SIK diharapkan bisa memberikan data yang lebih mendalam mengenai potensi desa hingga keterbukaan informasi.
“Dalam sistem ini terdapat beberapa faktor yang harus dimanfaatkan oleh desa, yakni jurnalisme warga, layanan publik dan analisis data. Selain itu tentang keberlangsungan keterbukaan publik seperti penggunaan APBDes bisa disampaikan secara gamblang melalui SID,” katanya.
Diharapkan, semua kepala organisasi perangkat daerah (OPD) bisa memanfaatkan data di SID untuk menentukan program kerja, sehingga bisa tepat sasaran.

Wakil Bupati Gunungkidul, Immawan Wahyudi menambahkan, manfaat yang bisa diambil dari pemanfaatan SID adalah dorongan kepada perangkat desa untuk bisa melek teknologi, transparansi dan akuntabilitas penyelenggaraan pemerintahan desa, sehingga masyarakat mudah dalam mengakses informasi desa.
"Warga bisa mengawasi pemerintahan desa. Kalau tidak diawasi dana desa hanya untuk membuat tugu, padahal jalan desa masih perlu diperbaiki. Jangan sampai dana desa hanya untuk sekunder,” katanya.
Setiap desa diberikan akses hingga pendampingan untuk mengembangkan website yang dikembangkan. Nantinya untuk memudahkan pembaharuan data akan diberikan akses dari kecamatan ke desa.

“Untuk akses internet nanti akan terus kita dorong agar semua desa bisa terjangkau akses internet,” ujar Immawan.  
Salah seorang operator website desa, Desa Pucung, Kecamatan Girisubo, Sunyi Setyawan mengatakan, desanya sudah mengisi konten dalam laman yang disediakan. Namun demikian, pihaknya terkendala akses internet yang belum maksimal.

“Setiap bulan kami harus membayar Rp 650.000 yang dianggarkan dari APBDes, itu pun tidak cepat seperti di sini (Wonosari),” sesalnya.

Referensi from : https://regional.kompas.com/read/2017/04/25/15083651/seluruh.desa.di.gunungkidul.punya.website.yang.terintegrasi.ke.sid


Tidak ada komentar:

Posting Komentar